Fenomena

18.04 kataku rasa-rasa 0 Comments

Selamat pagi..
Pagi yang cerah dan insyaAllah awal hari yang penuh moment. Moment yang saya rasa cukup di rekam dalam memory otak yang luar biasa kapasitasnya dan di shot dengan lensa yang luar biasa efeknya melebihi seluruh kamera yang pernah tercipta , Mata.

Tepat saat ini saya tengah duduk menikmati sebuah keindahan di sebuah pemandian yang cukup rindang dan serasa mengajak saya untuk membasahi tubuh dengan air di dalamnya. Sungguh menyegarkan pandangan . Banyak sekali orang disini, mulai dari anak-anak hingga lansia datang untuk menyehatkan dan menyegarkan tubuh mereka. Di bandingkan dengan pantai, mungkin jauh lebih indah disana tetapi orang-orang itu lebih memilih disini. Mungkin karena bukan deru ombat yang mereka inginkan tapi sebuah ketenangan tanpa derunya pantai.

Saya datang dengan segerombolan teman yang sudah memasuki masa pendewasaan. Baru saja sampai semua update-an baik di bbm, instagram , facebook dan masih banyak segala macam fenomena akan kegilaan sosial media penuh dengan foto dengan latar ucapan selamat datang, #tempat, @pemandian... dan lainnya. Jangan miris , sudah biasa bukan. Selfie di mana-mana sudah jadi sebuah kebutuhan.

Saya bukan orang yang anti dengan sosial media apa lagi foto selfie. Saya sangat menggilai hal itu. Tapi satu artikel di sebuah blog teman saya yang membuka mata serta pikiran saya bahwa hal tersebut bukan hal yang sepatutnya di lakukan karena hal itu bahkan menyita waktu yang seharusnya bisa menciptakan moment yang lebih dari keindahan sebuah foto.

Mengapa saya tertarik menulis hal ini sekarang ? Bukan tanpa sebab . Tapi saya sedang melihat sebuah contoh nyata didepan mata saya akan fenomena ini. Benar-benar jelas terlihat. Di depan saya sekarang ada dua buah kolam renang. Satu kolam untuk kolam anak-anak dan satu lagi untuk kolam orang dewasa. Sama-sama penuhnya . Yang saya amati bukan orang dewasanya, tetapi anak-anak yang terlihat ceria itu. Mereka tampak sebahagia itu. Senang melihatnya , melihatnya saja sudah membuat saya merasa terbawa akan kebahagian mereka , apalagi jikalau ada kesempatan saya merasakan hal yang mereka rasakan. Tidak terpapar oleh alat ajaib yang bernama handphone, tidak ribet selfie dan update sosial media, senang , tertawa sebebas itu.
Adik ajak kakak kedunia mu.

Hari ini mungkin saya memilih menikmati dan mensyukuri dengan keindahan melihat tawa canda mereka . Meski harus tak dapat di hindari paparan radiasi sosial media yang akan selalu menyertai.

Terimakasih. Maaf jika pendapat saya menyakiti orang-orang yang tidak sependapat dengan saya. Saya hanya sekedar ingin mengungkapkan isi pikiran saya yang bergejolak sedari tadi . Maaf sekali lagi.

0 komentar: