Sahabat (lagi)

09.54 kataku rasa-rasa 0 Comments

Siapa bilang sahabat selalu bikin nyaman?

Mungkin dari tulisanku sebelumnya yang berkutit dengan persahabatan , kebanyakan aku sebutkan mereka sosok yang memberikan kenyamanan yang berlebih. Memang tidak dapat dipungkiri, hal itu benar adanya. Persahabatan itu adalah proses yang lebih indah dari sebuah pertemanan, di mulai dari saling bertegur sapa, berbincang-bincang hingga akhirnya merasakan sebuah kecocokan yang menimbulkan rasa nyaman.

Tapi tahukah kalian , bahwa ada kalanya persahabatan membuat kalian merasa jenuh , dan perlahan sahabat kalian akan berubah sikap, berpaling ke orang yang dianggapnya lebih cocok, tak lagi menganggap kita sebagai salah satu penasehat jalan hidupnya , bahkan memiliki pendapat yang bertentang dengan pendapat kita.

Aku rasa banyak di antara kalian yang pernah merasakan hal yang serupa. Pernah gak di tinggal sendiri pas kalian lagi butuh-butuhnya ? , atau bikin mood kalian kacau dengan beribu tingkah egonya ?. Wajarkan kalau marah . Memang sahabat adalah makhluk yang "katanya" pengertian , tahu sikon , tahu tentang kita luar dalam, paling kita percaya , dan paling bisa bikin kita gak sedih lagi, katanya sih gitu.
Tapi coba pas kita lagi di posisi dimana mereka sedih karena masalah intern dengan pacar misalnya, kita di posisi sebagai sahabat hanya bisa menyemangati , membuatnya sedikit tersenyum, dengan membiarkannya menyelesaikan perkara yang di alami hanya oleh dia dan pasangannya, sahabat punya batasan dalam hal ini untuk tidak terlalu mencampuri (terlalu dalam pada permasalahan yang harusnya tidak kita sentuh secuilpun akan berdampak besar nantinya). Di situlah pihak yang di tinggal merasa berhak marah , namun yang meninggalkan merasa itu batasan . Tak dapat terhindar pertengkaranpun terjadi. Menurut kalian , siapa yang salah?
Jangan salahkan takdir ya dalam hal ini, dia gak tahu apa-apa . Hehe

Kalau saat ini ada sahabat kalian yang lagi marah gak jelas karena kalian tinggalkan pas lagi butuh katanya. Tanyakan padanya , "aku kamu anggap siapa mu?" . Kalau jawabannya "sahabat" tanyakan kembali "adakah sahabat yang tak mengerti sikon dan meninggalkanmu tanpa sebuah alasan?" Lalu disitu kamu jabarkan alasanmu agar dia mengerti. Mungkin ego dan ketidak tahuannyalah yang memercikkan bara api dalam persahabatan itu sendiri. Intinya ego tiap orang itu pasti ada , bahkan pada sahabat yang paling mengerti kita sekalipun. Mereka punya ego dan kitapun juga . Namun rasa saling mengertilah yang seharusnya lebih didalami maknanya , bahwasanya mengerti tidak hanya sekedar tahu tentang diri seseorang luar dalam namun tahu akan kondisi , situasi dan batasan yang tegas pada peran kita masing-masing sebagai seorang sahabat.

0 komentar: